Apa rasanya ketimpa meteor? Tidak serulah pastinya. Maksud
saya, itu berbahaya sekali. Ketimpa meteor itu kesialan yang ngehek bangetlah
pokoknya. Bayangkan, meteor, meteor loh, tiba-tiba jatuh menimpamu. Apa-apaan
nih. Yang benar saja.
Tapi sial memang tak mengenal tempat, tak mengenal waktu. Bisa saja saya atau kamu tertimpa meteor, siapa tahu?
Tapi sebelum meteor itu jatuh, mungkin semua orang pernah
mengalami peristiwa yang langsung menusuk dan bikin ia mati di tempat. Bukan,
bukan mati beneran maksud saya. Mati gaya, mungkin. Peristiwa yang taik banget,
bikin kami ingin langsung mati saja tertimpa sebuah meteor segede rumah. Seru
juga jangan-jangan, kau akan diliput media, lumayanlah mengalihkan peristiwa
politik negara yang seperti meteor pecah.
Ah, semoga, Keke ya, pokoknya yang memberi tema Meteor untuk
#Kamisan 9 menyesal dengan tema ini. Apa coba, apa coba. Meteor? Ini anak demam Korea di masa remaja kali
ya.. Masa meteor… Itu kan Meteor garden bingits. Iya gak sih… Mana saya tahu F4
kalau buku sekolah saya dulu pakai foto mereka di sampulnya. Arrrggg…..
Tapi, saya tidak mau dihukum, lebih baik saya menulis saja.
Saya tadi ingin menulis tentang kejadian yang rasanya
seperti tertimpa meteor bukan? Tapi apa ya, saya lupa… Aduh, jangan lupa dong.
Duhai kau tragedi-tragedi yang membuat semua orang tertawa puas, datanglah
lagi, datanglah lagi, aku memanggilmu…
Tak ada juga. Jangan-jangan saya terlalu tebal muka sehingga
tidak ada peristiwa yang membuat saya malu-malu amat. Padahal sebenarnya ada.
Rasanya sudah di ujung lidah. Tapi apa? Hmm, meteor, apa kita bahas Armageddon
saja ya? Tapi saya tidak suka film itu, saya sukanya Titanic. Titanic yang
pecah, padahal tak ada meteor yang jatuh.
Oh ya, bintang jatuh… wah bintang jatuh, itu meteor bukan?
Tapi ngomong-ngomong soal Bintang Jatuh saya jadi ingat filmnya Ladya Cheryl
nih, yang film musikal itu loh. Dia
cantik ya, meskipun aktingnya gak wah-wah banget.
Saya tadinya berharap ada banyak meteor di film Gravity,
tapi ya gitu deh, film yang holywood banget itu tidak membuat kesenangan fisika
saya bangkit. Saya terlanjur masuk kelas IPS, dan selamat tinggal pak guru
fisika yang pendek dan lulusan UGM Yogya itu. Padahal dia guru yang seru loh,
dia pernah bawa setumpuk buku di kelas dan menyuruh saya membaca mengenai
antariksa. Sialnya, dia gak mengizinkan saya membawa pulang bukunya. Lha terus
gimana dong, saya kan gak bisa baca dalam dua jam mata pelajaran, jadilah saya
tak paham soal meteor.
Saya kira tema tulisan ini sudah meteor sekali. Saya
cukupkan dulu segini.
Tapi saya masih penasaran deh, soalnya saya punya peristiwa
memalukan yang rasa-rasanya seperti kejatuhan meteor. Mungkin lain kali saja
saya tuliskan kalau saya sudah ingat, dan kalau saya tak lupa menuliskannya.
2 komentar:
Ini posting apa sih? Geje banget
peduli amat. lu baca ya dis?
Posting Komentar