12 Des 2012

Kiamat



Saya tak punya perasaan apa-apa tentang kiamat yang dijadwalkan datang pada tanggal cantik hari ini, 12122012. Saya mengalami hari yang seperti biasa, dengan banyak kesia-siaan. Kalau pun hari ini terjadi kiamat, saya akan menyesal telah melewatkan beberapa hal yang perlu, yang kalau pun besok pagi masih seperti biasanya, saya juga tak akan mengubah banyak hal untuk menunda kesia-siaan tadi.



Kabar lain saya dengar, ramalan suku maya tersebut akan jatuh bukan pada tanggal 12, melainkan tanggal 21 yang akan datang. Setidaknya masih ada 9 hari lagi. 9 hari menuju kiamat yang pastinya saya akan sesasli jika ia sudah selesai. Sebab, berikutnya saya akan melakukan hal yang sama, monoton, berulang, menciptakan kesalahn demi kesalahan.

Tulisan saya, kiamat atau tidak pada hari ini adalah tetap soal kiamat. Bukan kiamat sebagaimana ang disebut-sebut agama,  melainkan kiamat dalam tanda petik. Kiamat yang teralami oleh siapa pun, oleh saya, dan semua orang. Kiamat yang sederhana saja, selayaknya ucapan, "Mati gue!"


Sebagai seorang manusia dengan segala keterbatasan yang saya miliki, seringkali saya merasa kiamat. Dalam soal-soal yang saya anggap besar dan mengguncang, saya sering menciptakan kiamat untuk diri saya sendiri. Persoalan tersebut saja sudah kiamat, ditambah lagi perilaku saya yang membuat kiamat itu makin dramatis. Tindakan spontan, keinginan mendadak untuk cepat-cepat mati, dan sebagainya.

Beberapa hari yang lalu saya mengalami sebuah guncangan kiamat yang cukup hebat, yang sifatnya sangat pribadi. Tak perlulah saya ceritakan itu di sini. Saat kiamat itu datang, saya hanya berpikir ingin mengulangi hidup, dan melewati peristiwa 'penyebab' dengan lebih hati-hati dan bijaksana. Tetapi kiamat itu sudah terjadi. Saya membayangkan, kalau pun saya akhirnya dikembalikan ke masa itu, tak banyak yang bisa saya perbaiki. Artinya, semua memang akan seperti itu dan berjalan seperti demikian adanya.

Dari banyak hal, kemudian saya berharap hari ini adalah kiamat sungguhan bagi diri saya. Kiamat dalam artian semua masa lalu bisa dibuang, segala yang buruk bisa diperbaiki, yang rusak kembali bisa direnovasi. Artinya saya berharap, besok pagi-pagi adalah hari baru bagi saya, hari di mana saya sedang membangun hari depan yang lebih tulus dari sebelumnya.

Apakah saya bisa? Ini seperti refleksi di tahun baru. Semua semata harapan, semata keinginan. Lagi pula, apa yang rusak bisa diperbaiki? Umpama kata, ketika hubungan saya buruk dengan seseorang di hari sebelum kiamat ini, apakah besok pagi saya menjadi orang baru dan menemukan dia dalam kondisi yang baru pula? Dari mana saya bisa memperbaiki dan dari bagian mana dia bisa menambal?

Seperti pepatah sedia payung sebelum hujan, seringkali saya dan banyak orang menyadari hal-hal penting setelah kiamat tiba. Setelah semua menjadi usang. Apa yang ditinggalkan selain penyesalan? Saya, dalam hal ini, bisa mengambil pelajaran ta[i tak bisa merubah apa pun.

Jadi jika pun tanggal 21 desember nanti kiamat sungguhan itu datang, saya tetap akan menjalani hidup seperti biasa, terkurung di dalam kamar, menyesali hal-hal tertentu, merencanakan ini-itu, menjadi manusia yang semakin kesepian. Saya tetap akan berjualan buku, menyusun rencana lagi mengirim paket buat Vikra, keponakan saya yang tetap saja oleh-olehnya baru sebatas rencana, memperbaiki (apa yang bisa diperbaiki?) masalah dengan seseorang, merencanakan pembayaran utang, dan semua hal-hal ringan yang rutin dan berulang.

Mungkin saya memerlukan kiamat lagi untuk memulai hal yang baru.



Yogyakarta, 121212

Tidak ada komentar: