26 Sep 2009

sajak "Segeggam laut"

Segenggam Laut

tak pernah ada salju kukira
di tanah tropis ini matahari dan hujan berebut tempat
tapi aku merasa nasib buruk
dijatuhkan dari langit
tak kenal musim, tak kenal cuaca


aku memungut segenggam laut
jari-jariku yang cekung dan sedikit
tak mampu menyimpan apa pun
hanya garam kurasa, hanya asin garam
sisa perjalanan jauh sungai menuju muara
berbekas di kuku-kuku jari

di tanah tropis ini matahari dan hujan sama buruknya
aku merasa nasib buruk menggantung begitu dekat
dari tempat kami berdiri
pasir basah, bekas telapak hangus pada ombak
hidup kami terasa begitu sia-sia

apakah di luar sana?
benarkah salju turun serupa butiran kapas
di bangku-bangku, di taman-taman kota?
aku ingin menciptakan eskrim dengan rasa laut
dari bekas tanganku yang beku

hujan dan panas sama saja
tidak tercipta salju dari keduanya
hanya tanganku menggapai-gapai
segengam laut di tanganku kubayangkan
tanpa garam lalu menjelma mutiara

hingga kami tak perlu mendebatkan
apakah salju akan turun atau tidak
sebab dari laut kami bisa mencipta masa depan

segenggam, hanya segenggam saja
kering di tanganku yang berkarat

2009

Tidak ada komentar: