6 Jan 2022

Perkara Rindu

 


Mengapa yang jauh selalu bikin rindu? Jauh tak semata jarak secara fisik, tapi juga batas imajiner. Kita tak hanya merindukan seseorang yang jauh, tapi juga merindukan peristiwa-peristiwa kecil tetapi membekas dengan seseorang yang mungkin kita temui setiap hari.

Jarak memang membikin rindu. Teman lama yang sudah pindah kota atau kembali ke kampung asalnya, kawan lama yang masih tinggal satu kota tapi bekerja di bidang yang tak lagi sama, kawan lama yang sama-sama tinggal di satu kota tapi sudah saling berbeda lingkungan atau yang lebih berat, berlainan cara pandang.


Jarak membuat kita belajar arti rindu. Ada yang memang mesti dituntaskan. Tak jarang pula rindu mesti dibiarkan demikian. Ada hal-hal tertentu yang membuat kita terus menjaganya, sebagai wujud kita pernah bersama.

Kita mungkin berteman di satu ketika, tapi menjadi biasa di waktu yang lain. Ada masa kita merasa demikian intim pada satu momen, tapi terasa berbeda ketika mengulang lagi. Ada masa ketika kita memgingat dan merindukan seseorang yang memungkinkan sebuaj pertemuan yang tiba-tiba. Teman masa sekolah misalnya. Kita merasa demikian karib di satu masa, kenangan dan kerinduan membuatnya menjadi berlebihan. Tapi pernahkah kau dibuat perih ketika seseorang yang kau rasa akrab di masa lalu ternyata tak ingat dirimu sepenuhnya. Itu bisa terjadi saat reunian atau berada di satu group whatapp misalnya. Atau juga sebaliknya, seseorang yang kau ingat dengan samar ternyata menyimpan banyak kenangan-kenangan tak terlupakan tentangmu. Tak perlu malu, bukanlah dalam situasi itu kita adalah seseorang yang kita harap lebih namun termyata tak sepenuhnya ingat kita?

Suatu ketika kau kembali ke kota yang membuat darahmu berdegup dan mendapati semuanya menjadi tawar terhadapmu. Atau di lain waktu ketika seseorang dari masa lalumu berkunjung kembali ke kotamu, kota yang membuat kalian pernah akrab, seseorang yang kau anggap istimewa, ternyata tak menghubungimu sama sekali. Kau merasa menjadi tidak penting.

Setiap orang punya koleksi memori dan sepilihan ingatan. Dalam hal-hal paling baik atau buruk kita sama-sama menyimpannya dengan rapi. Selebihnya, tiap orang memiliki sejumlah ingatan sendiri-sendiri yang terpilih dari banyak kejadian. Ingatan, kenangan, kerinduan kita tak pernah sama. Jaraklah yang membuat kita memilah dan memasang ulang kisah sendiri. Menyimpan dan terus memutar ulang yang dianggap penting, menaruh di bagian umum hal-hal yang dianggap biasa.

Diri menjadi ruang yang terus di isi dan ditinggalkan. Ia tong sampah banyak peristiwa.

Yang paling mahal sekaligus yang menyedihkan ialah kenangan. Kita mungkin bisa terbiasa tapi tidak untuk melupakan. Kita bisa memaafkan tapi tidak akan pernah benar-benar hilang. Sebab ia bekas yang tak pernah bisa dihapus, kecuali mengambilnya sekaligus.

Itulah sebabnya kita, aku tepatnya, seringkali merindukan banyak hal mesti tidak semua hal membuatku ingin mengulang lagi dari awal.

Rasa rindu itu sama dan obatnya juga sama. Hanya saja ada orang yang belajar kuat dengan mencoba pura-pura biasa. Saya ada di seberangnya.

Tidak ada komentar: