22 Okt 2015

Ketika Rinai Sakit



Ketika Rinai Sakit

ketika rinai sakit
air di mana-mana, di luar basah
di dalam diri kami juga basah

ketika rinai sakit
kami memasuki tenda pengungsian
orang-orang yang selamat dari jerat ajal
kapal karam, sisa mesiu dan asap di mana-mana
kesedihan kami adalah kesedihan mereka
yang kehilangan rumah, kehilangan anggota tubuh
kehilangan ladang, kehilangan keluarga
kehilangan masa lalu, dan jalan pulang

ketika rinai tak berhenti sakit
air mata kami adalah airmata ia yang disiksa majikannya
perempuan yang dirampas kehormatannya,
keluh kesah pasien rumah sakit yang jemu dan cemas

ketika rinai sakit
hutan terus dibakar, gedung terus dibangun
gerimis kecil ini tak mampu jadi penawar
berhektar lahan yang diludahi api,
penghapus debu di jalan berlubang
kesedihan yang diulang sepanjang tahun

rinai masih sakit
kesedihan kami adalah kesedihan sebuah bangsa
yang dikepung perang dari luar dan dalam tubuhnya sendiri

ketika rinai sakit
kami merindukan hujan sekali jatuh
menghapus api, melindapkan debu, memadamkan amarah
dan menghentikan kesedihan republik ini

2015

1 komentar:

@tikahkumala mengatakan...

Suka puisinya. Tapi bukan berarti suka Rinai sakit. Semoga sehat sehat aja ya Dik