26 Feb 2012

Saya Merokok, Saya Cinta Indonesia (Balada Cukai Rokok)

 Sebagai seorang penangguran tua macam saya, bangun pagi itu bikin pusing. Mau ngapain coba bangun pagi. menghabiskan rokok saja. Rokok? Astaga, tinggal sebatang nih Class Mild, mesti ke warung dulu, mesti beli sebungkus class mild, nanti malam bungkusnya tinggal di tumpuk di bawah meja, yang sudah menumpuk itu. kalau sampai saya kenapa-kenapa nanti semoga Class Mild mau ganti rugi, secara saya sudah cinta mati sama ini rokok.
Jika fenomena makanan paling enak di dunia sudah dipegang oleh bakwan, rokok tentu saja class mild juara satunya. Sudah, ini bukan iklan dan saya tak dibayar untuk itu. saya tak mau para ababil dan anda yang percaya rokok bisa membuat lepas dari pusing, jangan salahkan saya.

 Sehabis beli rokok dan kopi (tentu kopi paling enak di dunia hanya ABC Susu) saya melihat-lihat koran. Soal rencana kenaikan harga BBM sudah di pastikan April nanti. "Rakyat miskin sudah harus menerima jatah," begitu saya baca di sbuah headline koran burjo tadi. Mereka akan diberi 100 ribu perbulan sebagai kopensasi koko, eh subsidi BBM. tengik, seratus ribu selama depalan bulan, mau diapain duit segitu woiii... Mau karaoean aja cuma bisa sejam doang. Ini beneran gak sih menteri dan pejabat ini soal bantuan ke rakyat kecil di negeri yang korupsinya nauzubillah ini.
Apa masih soal pencitraan? Penyelamatan partai? tauk ah politik. Demokrat harusnya punya tipi juga kali, ya. udah ah. Ini bukan soal politik. Aku gak mau ngomel soal jembatan putus yang gitu aja nyalahin presiden, pemain bola kadaluarsa datang dimari kain futsal hebohnya ampun-ampunan. Ini, ini apaan sih?

Merokok dulu ah... 

Iseng aku melihat bagian belakang bungkus rokok. label cukainya keren boo. warnanya bagus, campuran biru apa hijau atau semacam itulah (jangan tertawa, angan bertanya warna lagi pada saya!). Ada tulisan "Indonesia Cukai Hasil tembakau Rp 325/btng". Bukan karena jumlah pajak tembakaunya, melainkan karena warnanya yang ngejreng itu aku ngambil bungkus rokok semalam dan membandingkan. Kok beda ya. Yang lama warnanya agak-agak gimana gitu (jangan tanyakan warnanya woii). nah ternyata di kotak semalam cukai hasil tembakaunya baru 295/btng, dalam semalam saja kok sudah naik jadi 325? Nah, kan, belum juga BBM naik, harga sudah melambung. Uh, dua kasus yang berjalan bersamaan ini, kenaikan harga BBM atawa istilah kerennya penarikan subsidi BBM pastilah mempengaruhi harga. kedua tentu saja naiknya gaji/tunjangan pegawai negeri. Celakanya kabarnya dua-duanya berjalan bersamaan. Pantesan gak serame biasanya tereak-tereak soal ini. Ah gosip ah. Yang begini-begini gampang diancam, diadukan, diadili dan di penjara. Ngomel-ngomel lebih bahaya dari merokok, eh, korupsi.

             Merokok lagi ah....

Saya itung-itung, anggaplah pajak yang 295 ini merupakan pajak tahun 2011. Katakanlah rokok saya ini produk tahun lalu. saya iseng menghitung (pakai kalkulatorlah). Yang tak bisa matemaik macam saya ayo cari kertas.
            Tahun 2011 cukai rokok 295 rupiah/batang, total untuk Class Mild 16 batang 4720 rupiah. Untuk sebatang rokok yang kita patok harganya sebungkusnya (16 batang) 10500, harga 656,25 rupiah perbatangnya. Rp 295 diambil tukang pungut pajak. Sisanya dibagi-bagi untuk beli tembakau, bayar karyawan, bayar iklan, sponsor acara, bayar ini-itu...
Sekarang kita berandai-andai ada 1000 bungkus yang laku setiap hari. Artinya dalam sehari ada seribu orang yang merusak dirinya sendiri dengan satu produk rokok, kita bisa perkirakan pajak yang diterima negara dari cukai nikotin dan tar yang kami hisap ini, lengkap dengan kadar Haram dari MUI adalah: 1000 bungkus x 4720 rupiah x 1 hari = 4.720.000.
Sebulan ada 365 hari, kita sederhanakan jadi 350 hari saja. “Yang enam belas hari kemana bro?” Eh, siapa yang nanya? Anggap cukai untuk kantong siapa, gitu. Apa sih di sini yang gak pake makelar dan pake uang terima kasih? Apalagi menyangkut uang dan pendapatan sepersekian itu.
Mari kita itung. 350 hari x 4.720.000=1.652.000.000. Berapa? satu miliar enam tarus lima puluh dua juta. 
Hebohh...
Ini baru dari satu produk rokok dengan hitungan minimal saja. satu setengah miliar lebih. Jangan pikirkan pendapatan perusahaan rokok. Lihat saja mereka heboh dengan iklan, heboh dengan sponsor dan lain-lain. Artinya ini bisnis keren. Menguntungkan petani tembakau, memperkaya bos-bos perusahaan dan memberikan pekerjaan pada ratusan bahkan ribuan orang di perusahaan hingga penjual rokok keliling sampai bintang iklan dan jasa pembuatan dan pemasangan baliho sampai jauh ke penyelenggara event juga mbak-mbak seksi di malam hari petenteng-petenteng promosi rokok. 
Mbak bedua ini dibayar sapa ya?

Ini baru satu perusahaan rokok saja lo.
Nah hitung pula berapa pengeluaran kami para perokok aktif ini dalam setahun. Jika hari kantor punya waktu libur, merokok jelas tanpa mengenal tanggal merah.
Sebagai contoh Class Mild yang aduhai ini, katakanlah sebungkusnya 10500 dan itu untuk satu hari. Nah setaon kami akan mengucurkan duit untuk sebungkus Class Mild 16 batang setidaknya,
10500 x 364 hari 3.822.000. Anjrit. Nyaris empat juteng brur untuk setaon. Harusnya udah dapat laptop nih.
Bayangkan ada seribu penghisap Class Mild di muka bumi ini yang membeli perbungkus setiap hari:
3.822.000 x 1000 orang: 3.822.000.000. Berapa, berapa? Tiga miliar lapan ratus dua puluh dua juta. Paling enggak ada uang tiga ratus delapan belas juta  yang berputar dalam sebulan. Untuk sebungkus rokok bagi 1000 penghisapnya.
            Mampus deh gue.

            Isap lagi.... Sebatang lagi aja kok....

Nah, tahun 2012 cukai rokok naik jadi 325 rupiah/batang, total untuk Class Mild 16 batang 5200 rupiah. Kita perkirakan lagi pakai kalkulasi normal tadi, 1000 bungkus x 5200 rupiah x 1 hari = 5.200.000. Sehari, jumlah pajak ada lima juta dua ratus ribu untuk seribu bungkus rokok yang masuk ke kas negara tahun ini. Bayangkan saja jika tahun ini ada 10 perusahaan rokok dengan jumlah pajak yang sama, maka sehari akan ada 52.000.000 berputar dan habis terbakar. Sebulan? Pendapatan pajak rokok dalam setahun ini dari 10 merek rokok? Tolong itungin deh, ane agak payah soal matematik.
Jai berapakah perokok macam saya yang pengangguran ini mengeluarkan uang dan membayar pajak dalam setahun untuk sebungkus rokok sehari? Busyet deh, pengangguran aja bisa mengeluarkan uang 3.832.500 setaun. Pajak yang saya keluarkan untuk sebungkus rokok Class Mild 16 batang selama setahun adalah 1.722.800. Pengangguran macam saya aja bisa bayar pajak sejuta setengah lebih setahun, gimana mau dibilang miskin kita ini ye? Bener-bener dah!
Jika suatu kali ada yang protes negara ini bangkrut gara-gara gak ada yang bayar pajak, saya akan protes balik. Ini mental pejabat men, bukan kerna tak taak pajak.

Merokok = Mensubsidi Negara
So, jika kamu merokok, artinya kamu menambah pundi-pundi kas negara yang katanya sistem ekonominya membaik tapi mengaku nyaris rugi sepanjang waktu ini. Bisa dipastikan pula dalam beberapa bulan ke depan harga rokok akan naik, karena cukainya yang meningkat, ditambah pula dengan rencana yang sudah bisa dipastikan akan mempengaruhi perubahan harga dan mengurangan nilai rupiah. Lu yang merokok gak bisa ngapa-ngapain kan, kalau sudah begini?
            Sementara bagi kamu yang tidak merokok atau berniat berhenti merokok, siap-siaplah melihat negara akan punya timbunan hutang sepanjang tahun. Masa lu gak berniat membantu dan memberikan subsidi sama negara sih. Buruan beli rokok sebungkus sehari, situ boleh tidak merokok, biar bibir situ tetap merah, biar jantung situ oke, biar kesehatan situ tetap terjaga, rokoknya kasih ane aja. Itung-itung beramal sambil bayar pajak. Hehehe…Ini diluar kita ngomongin petani tembakau, ribuan pekerja yang terselamatkan gak kayak bagi-bagi duit ala pemerentah itu...
         Tapi ngomong-ngomong soal pajak, bagaimana pula ya pengelolaan pajak dari parkir kendaraan ya? Mampus, yang punya kendaraan boleh tereak, "Woii.. saya bayar pajak woii..." Apa benar-benar lancar distribusi pajak kita sebenarnya, sehingga tetep aja soal BBM diungkit-ungkit. Naekin lah, naekin, samain deh samain sama luar negeri. Yang begitu-begitu pengen sama, soal disiplin entar dulu. Ckckckck...
         Ah garam aja main impor, gak cukup makanan cepat sajinya aja. fyuuhh.. Sudah kepanjangan curcolnya nih..

Merokok lagi ah....

 Sumber gambar:

6 komentar:

M. Faizi mengatakan...

saya mau baca tulisan Anda kok malah disuruh dengarkan cewek nyanyi, Bung Koto? Wah, gak konsentrasi jadinya..

M. Faizi mengatakan...

Yang kedua, Anda perokok, ya? wah, sudah berhenti saja deh... tidak bagus itu...

Kalau belum bisa berhenti merokok, ya, tidak apa-apa asalkan Anda tidak usah ikut-ikutan menyalahkan orang yang tidak merokok, seperti yang biasa dilakukan mereka kepada para perokok :))

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

Hahahha..
Yang pertama, jadi saya harus menghapus suara perempuan ini?

Kedua: Apakah saya telah menyalahkan mereka yang tak merokok. astaga, gak niat begitu, di bagian mana ya biar di edir. hihihi

Yusuf mengatakan...

sialan. ga ada rokok malam2 gini nih. masa harus keluar malam-malam gini cuma bayar pajak, heh. anjrit.
hehe...kali ini dikau bener-bener ngomel bung koto..

M. Faizi mengatakan...

Suara Perempuan (bukan Pembaruan, lho):
Apa karena bukan Brandi Carlile, ya, sehingga saya lantas menjadi kurang enak mendengarkan musik saat membaca? ha..ha..ha..

Tidak bung Koto. Anda tidak menyalahkan orang yang tidak merokok. Maksud saya, di banyak tempat, orang yang tidak merokok kan bisanya suka menyalah-nyalahkan orang yang suka merokok, yang bodoh lah, yang gak masuk akal lah, yang macam-macam deh pokoknya.

Saya merokok dan saya tidak mau menyalahkan orang yang suka menyalahkan saya. Gitu mungkin maksud saya. Maaf tidak begitu ahli berkomentar...
hi..hi..

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

Jusuf AN: Secara gue asal curcol aja gan.ababil gini. hehehe.. makacie udah baca eaa..

Ngomel eaa... hehehe.. Ayo merokok, ayo membayar cukai.

Ki Faizi: Terlalu menggoda perempuan saya 9eh perempuan di lagu ini?) Maunya saya tidak menyalahkan. Mungkin seperti dibilang Jusuf An itulah, masa subsidi BBM ditarik trus dibagi2 gitu. seratus rebu sebulan? emang dapat apa, apalagi dampaknya harga barang melambung. emang kita bodoh bgt ya ditipu2 macam gini, kek gak bakal dikorup aja ntuh duit.

Secara yang tidak merokok, pasti punya cara sendiri bayar pajak, mulai dari soal parkirlah. besok ada pajak masuk wc aja sekalian, biar semua bayar...