22 Apr 2011

Sore yang Aneh

 
Tumben, hari ini aku merasa agak nyaman dari biasanya. Agak baik dan tentu sangat tidak absurd. Bayangkan, aku bangun pagi, jam setengah enam. Meskipun baru sekedar niat dan tak jadi menjalani shalat subuh, kurasa pagi ini lumayan mendekatkanku pada rasa syukur.

Temanku Kiting siap-siap mengangkat barangnya. Mau pindahan. An Ismanto terkapar di kamarku, dia bilang (nanti setelah bangun) baru tidur jam 4 subuh. Lha aku sudah tidur dari kemarin sore malahan. Bahkan, anehnya, aku main ke kosnya Irwan Bajang seolah cuma numpang tidur. Tadinya (kemarin sore maksud saya) saya mau ketemuan sama Nozqa dan Mas Deden di tempat si Irwan Bajang, sekalian pula kuajak si Munajat Sunyi dari komunitas Bawah Pohon. 


Irwan bajang yang bos IBC itu (tak tahu IBC? search dongg) membiarkan aku terlelap, setelah pacarnya Yayas pulang. Sialnya aku minum es teh yang dikasih tuan rumah yang kontan saja membuat badanku panas-dingin. Nah ketika aku bangun jam setengah sebelas malam (aku tidurnya sehabis magrib) aku baru tahu pintu depan rumahnya terbuka dan Munajat Sunyi senyum-senyum di sampingku. Aku langsung meriang dan flunah jadilah aku kepikir, pastilah aku tadi menggigau dan mereka menikmati bercakap-cakap denganku yang sangat polos ketika tidur itu.

Lha, bukankah judul postinganku ini tentang Sore yang Aneh? Harusnya kumulai dari tadi pagi saja. Setelah aku bangun pagi dan pura-pura mau belajar aku malah melamun membayangkan banyak hal. Aku ingin punya laptop, aku pengen punya komputer, punya uang banyak, tak ada utang dan semua-mua... seperti hidup dalam majalah Esquire dengan slogan Man At His Best yang kubeli 10.000 padahal dibandrol 49.000 itu. Setelah itu aku ke warung dan berencana membeli kopi dan minyak tanah. Tiba-tiba aku, ah pake saya dong ah, lihat tomat, pengen makan tomat, lihat telur ayam kampung pengen bikin teh telur dan telur setengah matang. Nah boroslah aku pagi ini...

Tak ada lagi yang kulakukan hingga sore ini. Itulah anehnya, aku hanya bergumam tak jelas dan tertawa kencang membaca di majalah untuk dinner butuh uang 10 juta, desain kafe yang meniru gambaran dalam film dan sebagainya.

Anehnya lagi, seorang kawan tiba-tiba SMS minta sebuah cerita. Nah aku harus iseng nih, pikirku. Sial betul, mentang-mentang dia ulang tahun 21 April kemarin ini. Huh...

Sampai Komang Ira datang dan An Ismanto bangun sementara Mujibur Rahman dan Thendra BP tidur nyaman di kamar, aku merasa tangan kiriku sakit gara-gara mengetik di netbook. Ira tertawa, mungkin dia berkata, "Koto, Koto, katrok tenan kowe ki. Makane tuku laptop su!"

Saya rasa ini sangat aneh.Sialnya lagi si Ira gak mau foto-foto nih. Cuma minjamin tangan doang.. Tau aja dia aku lagi narsis, huh!!


5 komentar:

Aan mengatakan...

Bagaimana kabar kucingnya, Pak.
Oh ya, soal posting keluhan terhadap BNI dan BRI itu sudah dapat konfirmasi lagi, atau dianggap selesai. Saya berniat juga posting Surat keluhan itu di Blog saya. Eh, blogku maksudnya.

An Ismanto mengatakan...

@aan: kucingnya belum ketemu bung. kasihan koto gak ada teman. makanya aku sering ke kosnya. soal cerita koto tentang sore yang aneh, saya kira, eh, kukira memang aneh. aku tak tahu apanya yang aneh. tapi terasa aneh saja ketika dibaca. tapi memang orangnya aneh juga kok. jadi ya memang aneh.

Aan mengatakan...

Heahahaaa, saya kira, eh aku kira, cara bung, bercerita tentang koto, juga unik.

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

Bung Aan: hahhaa.. Aku, eh, saya suka blognya.. aku kasih domain gratis dong....

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

An Ismanto:sudah ketemu kucingku, eh kucing saya mas bro..