29 Jan 2011

Surat Terbuka Untuk BRI Dan BNI: ATM Bersama, Saldo Berkurang, Tak Keluar Uang


Rabu 1 Desember 2010 saya ke Painan (ibukota kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat) berniat mengambil uang di rekening BNI saya. Di kabupaten saya, hanya di Painanlah hanya BRI yang memiliki ATM Bersama. Kamis pagi, 2 Desember saya akan berangkat ke Yogyakarta. Mengingat terbatasnya uang, saya hanya mampu membeli tiket pesawat Padang-Jakarta. Perhitungan saya, uang 300.000 yang di rekening BNI akan digunakan untuk transportasi dari rumah ke Bandara Minangkabau, perjalanan dari bandara Soekarno-Hatta ke stasiun Gambir dan Pasar Senen, biaya kereta api ekonomi Jakarta-Yogyakarta. Termasuk juga biaya makan dan kebutuhan lainnya, mengingat perjalanan yang saya lakukan akan menghabiskan waktu sehari-semalam.

            Setelah melewati 40 kilometer saya dari rumah, saya sampai di kantor BRI. Di depan saya ada beberapa orang yang antri. Saya sempat mendengar, ada yang bertanya pada seseorang yang baru keluar ATM, “uangnya bisa keluar tidak?”. Karena buru-buru, saya langsung masuk ATM dan mengecek saldo rekening. Prosesnya cukup lama sebelum jumlah saldo saya tertera 336-an ribu. Saya akan mengambil 300.000. Setelah menunggu lama, lebih lama dari proses yang biasanya (sebelumnya saya sudah beberapa kali menggunakan ATM ini), tiba-tiba kartu saya keluar begitu saja. Saya kembali memasukkan kartu dan mencoba sekali lagi dan ATM saya kembali keluar sebelum proses selesai. Tidak ada uang yang keluar. Karena ada dua mesin, saya mencoba ATM yang satu lagi. Saya mengecek saldo, ternyata hanya ada uang 36.000 saja yang sisa. Saya mengulang mengecek saldo. Sama saja. Transaksi terhitung berjalan normal, tapi uang saya tidak keluar karena prosesnya pun belum selesai.
Ingin menangis saya rasanya ketika itu. Mengingat hanya itulah satu-satunya uang yang saya miliki dan akan saya gunakan esok paginya. Uang itu sangat berharga bagi saya yang mahasiswa dan tak mendapat jatah dari orangtua.
            Di Yogya, tanggal Desember 2010, saya datang ke kantor BNI jalan Adi Sucipto. Kata Pak Sudarto, petugas yang melayani saya, biasanya kasus ini bisa ditangani. Ia menjelaskan hal apa yang menyebabkan uang tidak keluar, tetapi di saldo terhitung terjadi transaksi. Jika kesalahan ada pada BNI, sehari sampai seminggu ke depan uang saya sudah bisa kembali. Namun jika kesalahan ada pada BRI, prosesnya membutuhkan waktu seminggu-tiga minggu. Kartu pengenal dan buku tabungan saya dipinjam, nomor HP saya juga diminta.
            Uang yang saya harapkan itu tak juga masuk dan saya tak pernah dihubungi baik oleh pihak BNI maupun BRI. Maka, tanggal 27 Januari 2011 saya kembali datang ke BNI Adisucipto untuk mengkomunikasikan hal tersebut. Setelah antri yang cukup lama, karena hanya ada dua petugas saja ketika itu, saya dilayani Ibu Nuryani. Kepada saya diberikan laporan yang diprint (dari BNI dan BRI) sebanyak 3 lembar yang menunjukkan transaksi saya berjalan normal. Dengan demikian, BNI tidak bisa membantu saya karena laporan menunjukkan semua normal.  
            Saya merasa begitu kecewa. Pertama karena saya menunggu lebih dari sebulan. Jika saya tidak datang dan memastikan, maka kasus saya ini jelas akan terus mengambang. Kedua, laporan dari BRI yang membuat saya sangat-sangat dirugikan. Saya tidak punya bukti yang bisa menunjukkan bahwa uang saya tidak keluar sama sekali dan nyaris tidak bisa berangkat ke Yogya, oleh BRI hanya lewat selembar kertas maka selesailah masalah saya. Lenyaplah uang saya. BRI tidak pernah sadar bahwa ATM Bersama miliknya di Painan itu seringkali trouble. Uang saya memang hanya 300.000 tapi tetap saja itu hak saya.
Kasus ini bisa terjadi pada siapa saja. Kita melakukan transaksi, uang tidak keluar, oleh mesin tetap terhitung normal. Memang cuma 300.000, tapi itu bisa membantu saya untuk bisa kembali sampai di Yogya sesuai rencana. Mereka tidak akan mau tahu betyapa repotnya saya meminjam uang sana-sini untuk bisa tetap berngkat keesokkan harinya. Mereka tidak pernah tahu bagaimana susahnya saya mendapatkan uang 300.000 itu. Dan saya menganggap, saya punya hak atas uang itu. Saya menginginkan uang saya tetap kembali. Saya mengalami hal yang rumit karena ini.
I

Tidak ada komentar: