Meninggalkan Rumah
kau tampak begitu terhina
melewati jalan-jalan yang memperlakukanmu
dengan sengit
langit seperti mendung
sejak pertama kau melepaskan rumah
dari ingatan
masih saja kau ingin pulang
merebahkan diri di ranjang, beranjak ke dapur
dan merenung di ruang belakang
mencomot satu demi satu kenangan
membuat hatimu terus-terusan basah
kenapa tak kau biarkan saja
angin merampas semuanya
dan merelakan hujan menciptakan
muara untuknya
tak ada apa-apa lagi setelah ia
membanting pintu dan membawa segalanya
mungkin ia akan kembali
tapi waktu tak pernah diam di situ saja
kau ingin berjalan-jalan sebentar
jalan-jalan adalah labirin, orang-orang
menghabiskan banyak usia di sana
kau terlambat menyadari
bahwa kau benar-benar sendiri
tak ada alamat yang pasti
dan kau akan tersesat jua akhirnya
april, 2009
3 komentar:
gw dah baca ni di dinding gw. bagus. aku suka. luwes sekali..:-)
Beh...
pergi dan perjalan begitu lumrah kamu definisikan Bung..
aku suka kata-katamu:
"jalan-jalan adalah labirin, orang-orang menghabiskan banyak usia di sana" dan bai terakhir sungguh menyempurnakannya..
sial, aku terbius!!
@Zyrajawa: komentarilah di dindingmu itu. tapi trims ya. saya jadi teringat masa blog2an lagi
Irwan:
tidak lumrah bung. tapi kepergian itu yang lumrah padaku.
sial aku terbius gombalmu pula. hahaha
Posting Komentar