31 Okt 2008

sajak ah...

Ketapang—Gilimanuk

laut menghanyutkan kami
di laut yang ombaknya begitu nyinyir


aku menginginkan rumah sederhana
untuk menempatkan banyak peristiwa

kami adalah kapal
tua yang merana tersebab laut
yang tak pernah tertebak arusnya

jalan-jalan tak memiliki ujung
ia terus bersambung jauh ke lubuk dada kami
yang cekung dan curam
dan angin begitu rakus ingin menghabisinya

laut barangkali tak akan mengantarkan kami
pada rumah baru
sebab pelayaran selalu rahasia

di selat bali aku mengeja maut
di mana riwayat kami terkubur di kedalamnnya
yang beraroma dupa

2008

2 komentar:

Anonim mengatakan...

begitu dalamnya pengalaman itu hingga mampu tertuang dalam sebuah sajak
:)


*meski tak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi, hanya dapat mengira2*

Anonim mengatakan...

sajak jelek gini...