Ketapang—Gilimanuk
laut menghanyutkan kami
di laut yang ombaknya begitu nyinyir
aku menginginkan rumah sederhana
untuk menempatkan banyak peristiwa
kami adalah kapal
tua yang merana tersebab laut
yang tak pernah tertebak arusnya
jalan-jalan tak memiliki ujung
ia terus bersambung jauh ke lubuk dada kami
yang cekung dan curam
dan angin begitu rakus ingin menghabisinya
laut barangkali tak akan mengantarkan kami
pada rumah baru
sebab pelayaran selalu rahasia
di selat bali aku mengeja maut
di mana riwayat kami terkubur di kedalamnnya
yang beraroma dupa
2008
2 komentar:
begitu dalamnya pengalaman itu hingga mampu tertuang dalam sebuah sajak
:)
*meski tak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi, hanya dapat mengira2*
sajak jelek gini...
Posting Komentar