16 Jul 2007

sebuah kehilangan

ia menyerahkan tubuhnya pada kereta api yang melesat dari Yogya menuju Solo. pagi itu pukul 07 pagi hari Jumat 13 Juli 2007. selesai shalat subuh berjamaah waktu itu. dari Utara dia berjalan ke Selatan demi maut yang ingin dosongsongnya.

segalanya sudha direncanakan begitu pasti. surat itu dikirimkan seharis ebelumnya. sebuah surat wasiap yang lebih kurang berbunyi:
"jika kalian membaca surat ini, berarti aku sudha mati. jemput mayatku di sebuah masjid yang ada dalam denah bagian belakang surat ini..."
selebihnya absa-basi lainnya.

siang itu tak ada yang mempercayai kebenaran surat itu. Masjid, tempat yang ia tulis dalam surat itu tak memberikan sebait kabar buruk pun. tak ada mayat. tak ada yang mati hari ini.

lalu terlintas ingatan akan rumah sakit yangs elalu menampung mayat tak di kenal.

tuhaaan... dia di sana. dengan tubuh yang tak lagi dikenal.

dia benar-benar menjemput ajalnya sendiri. ajal yang dipersiapkan dnegan matang.

Djati Waluyo namanya. seorang dasyat yangt juga pergi dengan dasyat.

selamat jalan Pakde.. Tuhan mengerti segalanya..

2 komentar:

Haris Firdaus mengatakan...

turut berudka cita. saya dah koment di blog mbak sukma pula

Anonim mengatakan...

trims bung.. trims sekali...