11 Apr 2007

kangen Tsabit Nih......

aduh, kangen ma Tsabit nih.... (Sekelumit Tentang Ponakanku)

Sutan Tsabit Kalam Banua tiba-tiba aku merindukannya, setelah pertemuan kami yang terakhir ketika acara "Obituari Seorang Gus" Malam mengenang Almarhum Zainan Arifin Thoha. Itu malam terakhir saya melihatnya.



Hingga hari ini, sejak gambarnya saya pajang di sini aku merasa tiba-tiba merindukannya. kerinduan yang berbeda dari biasanya. Ahai, saya terkenang pada semua, teringat akan banyak hal dnegannya. Anak kecil yang terlalu cepat dewasa itu, yang kadang sok paham banyak hal dan mengajariku segala sesuatu.




tak ada yang salah menurutku dan aku selalu percaya padanya. demikian juga dia, kurasa.


Hobi kami, setiap kali bertemu adalah bermain "Pendekar Tsabit dan Monster Kegelapan." Tokoh yang kami ciptakan, seorang pendekar yang bertarung dengan seorang penjahat yang diciptakan oleh Penyihir Kegelapan. entah seperti apa Penyihir Kegelapan itu. tapi9 bayangkan, setiap monster yang diciptakan selalu menjijikan. Aku asal sebut saja tiap kali kami memulai pertarungan.



"Monster apa namanya Oom?" Dia bertanya.



"Monster ZzZzzzggggggzzzzz.." Minsalnya saya berkata.



Oh!! dan dia sudah cukup puas.



Atau lair kali. nnama monsternya "Grrrrsesseysasadssfityfdgjk.." Begitulah umpamanya. Dan dia akan selalu menjawab "OOOhh.." Sok paham dia.



Dahn npertarungan pun nakan berlangsung. seperti biasa aku ogah-ogahan dan dia penuhs emangat. Cara membunuh Monsternya gampang saja yakni dengan menggunakan "Kertas Ajaib". nah kertas inilah yangs elalu diupayakan pendekar Tsabit untuk didapatkans elama pertarungan dan menyelesaikannya.



Akus elalu mempermudah dia mendapatkan Kertas Ajaib. tapi Tsabit bukan anak kemarin sore yang gampang ditipu. dia akan pura-pura kepayahan mendapatkan Kertas Ajaib yang sebenarnya sudah sampai di ujung tangannya. dia tidak ingin menyelesaikannya terburu-buru tampaknya.



"Lagi yuk oomm satu monster lagi."



Dan pertarunagn berlangsung lagi.





Hobi kami lainnya tentu saja bermain ke sawah..



KAlau aku datang ketika dia sedang menonton Spongsbob, sori saja, aku akan diacuhkan begitus aja. tapi begitu kartun selesai.. "Oom.. main penyihir yukkk.. "katanya.



dan terakhir kami main sesuatu yang baru lagi.. "Teka TEki" dia akan berttanya apa saja..






"S.. S apa yang jelek.." Aku bertanya.




"Sakit.." Jawabnya.




"Salah. yang bener Tsabit." Kataku. dia keseld an bersiap-siap balas dendam.




"I, I apa yang membosankan."







"I tukan Tsabit...."




"Salah.. Iin.. Ooomm Iin.." begitu katanya. Puas dia!!


Dia sering bmemanggilku dnegan sebutan "Koto..., Si Koto, Indrian Koto.. Si Ompong... dan
sebaginya.."




Malam terakhir kami bertemu itu, Sukma membelikannya sebuah ring basket mungil dan bolanya. Setelah sedikit bertengkar sebab "kejutan" itu kamis epakat akan memberikannya ketika malam Obituari itu. aku menduga, dia akan bersikap biasa-biasa saja.




Kali ini dugaanku meleset. dia senangs ekali dengan pemberian itu. sebuah pemberian sederhana yang kali ini begitu disenanginya. dia selalu ingin bermain bola basket katanya.



"Rajin-rajin aja beliin hadiah sukma.." Kata Kak Ida sebelum pulang.




kami ketawa dan Tsabit mencibir sebelum sembunyi di balik jaket Papanya dan mengj\hilang di anatara kelam dan butiran hujan.




"Tasbit..Tsabit..."




tiba-tiba aku mendengar dia berkata.. "Oom.. Omm.."





CaTATAN:
Foto ini diambil suatu petang yang berkabut dan sedikit mendung di sawah pinggiran kampung.

1 komentar:

mutia Sukma mengatakan...

Tsabit.. Kangen nih.. hehehehhe